-->

Majalah

KREASI SANTRI

Majalah Al Kautsar Al Akbar Mempromosikan Potensi Alumni Didirikan oleh Ust. Julkifli Marbun, MA

Sunday, 29 May 2016

Belajar dari Peluncuran Pesawat Ulang Alik India

KREASI SANTRI -- Baru-baru ini berhasil meluncurkan pesawat ulang aliknya yang membuat bangga rakyatnya.

Pelajaran apa yang bisa didapat dari sini?

Bagi Indonesia, pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa negara harus terus mempromosikan inovasi. India berhasil membuktikan kepada rakyatnya bahwa pemerintah tidak tidur dan tidak terhambat walau dengan dana terbatas.

India sebelumnya sudah mengirim misi ke bulan dan mars dengan biaya murah.

Pemerintah India ingin menghidupkan terus faktor harapan bahwa akan selalu ada perkembangan dalam peradaban mereka. Perkembangan yang berarti kemajuan.

Berikut ulasannya diambil dari BBC.


India meluncurkan sebuah pesawat ulang-alik mini tak berawak, menambah jumlah negara dan perusahaan yang mengembangkan pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.

Pesawat berukuran tujuh meter itu lepas landas dari Andhra Pradesh dan diharapkan untuk terbang ke atmosfer sejauh 70 km sebelum meluncur di laut.

Sejak NASA menghentikan program ulang-alik pada 2011, muncul kompetisi internasional untuk merancang pesawat ruang angkasa alternatif yang dapat digunakan kembali.

Pesawat seperti itu akan memotong biaya eksplorasi misi luar angkasa besar-besaran.

India mengerahkan penelitian dan sumber daya yang besar untuk program ruang angkasa.

Sebuah wahana yang mengorbit planet Mars diluncurkan pada tahun 2013, merupakan wahana ruang angkasa mereka paling canggih sampai saat ini.

India mengharapkan untuk meluncurkan pesawat ulang alik yang yang bisa digunakan kembali dalam tempo satu dekade.
Kecepatan hipersonik

Pesawat ulang-alik Reusable Launch Vehicle (RLV-TD) tersebut diluncurkan pada Senin (23/05) di Sriharikota.

Pesawat dengan bobot 1,75 ton itu tidak diarahkan untuk bertahan lama, namun dirancang agar badan antariksa Indian Space Research Organisation (Isro) bisa mengumpulkan data penting dalam kecepatan hipersonik dan pendaratan secara mandiri.

Model pesawat ini dikembangkan selama lima tahun terakhir dengan biaya 1 miliar rupee (atau sekitar Rp190 milyar).

Perdana Menteri India, Narendra Modi, memuji 'upaya-upaya tekun' yang melibatkan para ilmuwan ini.

Sejak AS menarik diri dari program pesawat ulang-aliknya, berbagai perusahaan pribadi seperti SpaceX milik milyader Elon Musk dan Blue Origin yang didirikan oleh Jeff Bezo mencoba untuk mengisi kekosongan.

Sejumlah negara seperti Jepang, Eropa dan Rusia juga dalam tahap pengujian untuk teknologi serupa.

Majalah Kreasi Santri merupakan majalah internal Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, Sumatera Utara. Majalah ini didirikan oleh Julkifli Marbun, guru pengabdian tahun 1995-1996 beserta anak didiknya. Kini terus dikembangkan secara online.

0 comments:

Post a Comment

KREASI SANTRI
+6281284179400
Penang, Malaysia

SEND US A MESSAGE