Gubsu H Syamsul Arifin SE meminta Gerakan Pemuda Al-Washliyah (GPA) Sumut lebih serius mengembangkan prinsip-prinsip koperasi Syariah dan Baitul Maal Wattamwil (BMT) yang diyakini mampu memberikan lapangan usaha dan menciptakan wiraswasta-wiraswasta handal di kalangan pemuda.

Harapan itu dikemukakan Gubsu, kemarin, setelah sebelumnya menerima audiensi fungsionaris GPA Sumut yang melaporkan komitmen dan perkembangan program mereka dalam memberdayakan koperasi Syariah dan BMT di kalangan pemuda Sumut.

Hadir pada saat audiensi dimaksud Ketua GPA Sumut DTM H Abdul Hasan Maturidi, Sekretaris Drs Makmur Ritonga, Wakil Sekretaris Azizul Kholis SE MSi, Manager BMT Azrai Harahap S Ag dan Ketua Kopsyah GPA Mandiri Ir H Ahmad Parlindungan.

Pada kesempatan itu Gubsu didampingi Assisten Hukesos H Asrin Naim, Kadis Kominfo Sumut Drs H Eddy Syofian MAP dan Kadispora P Sibarani memberikan apresiasi dan dukungan atas laporan Ketua GPA Sumut DTM H Abdul Hasan Mafusidi bahwa perkembangan BMT dewasa ini semakin direspon masyarakat.

Ketua GPA Sumut optimis komitmen mengembangkan dan memberdayakan BMT akan memberi iklim cerah bagi kemajuan ekonomi mikro khususnya pelaku usaha koperasi dan UKM karena pedagang kecil sangat membutuhkan bantuan permodalan yang antara lain dapat melalui prinsip BMT. "Hanya saja kami akui BMT masih terkendala permodalan," ujarnya.

Gubsu mengemukakan BMT sebagai Baitul Maal Wat Tamwil yang visinya adalah pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pola Syariah sangat strategis bagi pengembangan potensi ekonomi umat.
Dari perkataan Baitul Maal Wat Tamwil ini, lanjutnya, maka BMT memiliki 2 visi dan misi yaitu visi/misi sosial yang diwujudkan melalui Baitul Maal dan visi/misi bisnis yang diwujudkan melalui Baitut Tamwil. Dengan demikian strategi BMT dalam pemberdayaan ekonomi rakyat ini adalah dengan memadukan visi/misi sosial dan bisnis.

Dalam segi operasi, BMT tidak lebih dari sebuah koperasi, karena ia dimiliki oleh masyarakat yang menjadi anggotanya, menghimpun simpanan anggota dan menyalurkannya kembali kepada anggota melalui produk pembiayaan/kredit.

Baitul Maal-nya sebuah BMT, berupaya menghimpun dana dari anggota masyarakat yang berupa Zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS) dan disalurkan kembali kepada yang berhak menerimanya, ataupun dipinjamkan kepada anggota yang benar-benar membutuhkan melalui produk pembiayaan qordhul hasan.

Gubsu berharap keberadaan BMT yang dikelola oleh GPA ini mampu berperan membantu para pengelola ekonomi kecil menengah dan UMKM yang akan menjadi pilar perekonomian dan membantu pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka akses lapangan kerja terhadap generasi muda.

Dikemukakan, dampak krisis ekonomi yang melanda beberapa negera hampir dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Meskipun besar kecilnya dampak tersebut berlainan antar lapisan masyarakat.

Di sisi lain, lembaga-lembaga keuangan yang bergerak dalam skala makro hampir goyang diterpa angin krisis tersebut. Namun beberapa indikasi menggambarkan sistem pengelolaan keuangan yang menerapkan sistem Syariah cenderung bisa bertahan di tengah-tengah krisis.
Menengok lembaga keuangan mikro bahwa ia lebih bisa bertahan di tengah-tengah krisis faktor utamanya terutama Syariah karena ia memiliki ketangguhan di tengah-tengah krisis melalui faktor manajemen. Siapa yang menerapkan manajemen yang baik, dialah yang akan survive, katanya.