-->

Majalah

KREASI SANTRI

Majalah Al Kautsar Al Akbar Mempromosikan Potensi Alumni Didirikan oleh Ust. Julkifli Marbun, MA

Tuesday 8 November 2022

Makna Pembangunan Kuil Hindu di Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab atau UAE membangun sebuah kuil baru Hindu di negaranya yang memang mempunyai populasi 30 persen Hindu walau kebanyakan pekerja asing.

Pembangunan ini dianggap kontras dengan upaya kelompok Hindu garis keras di India yang menghancurkan masjid, merebut tanah wakaf masjid, melarang shalat Jumat dan diskriminasi lainnya yang ditunjukka secara terang-terangan dan didukung oleh elemen negara.

Namun, sebenarnya pembangunan kuil di Jazirah Arab bukanlah hal yang baru. Di Irak, Yaman dan sekitarnya sudah banyak kuil Hindu terbangun sebelumnya.

Di Aden, yang dulu masuk dalam negara protektorat Uni Emirat Arabia Selatang dan akhirnya menjadi Yaman Selatan, terdapat banyak kuil Hindu untuk pekerja asing dari India pada era Inggris.


Saat itu bahkan banyak penguasaha kaya berdarah India lahir di Aden termasuk Mukesh Ambani, miliarder India saat ini.

Saat Ottoman berkuasa selurih Jazirah Arab berada dalam pengaruhnya:

During the 16th century, some of the population of the United Arab Emirates came under the direct influence of the Ottoman Empire. As a result, the UAE region was also known by the British as the Pirate Coast, as pirates based in the area raided the transport ships of European and Arab traders. Hence, the British decided to patrol the area from the 17th century to the 19th century. The British expedition in 1819 was to bring protection to trade with India, particularly in the area around Ras al Khaimah, but also around other ports in what is now the UAE. The next year, a peace treaty was signed which was respected by all the sheikhs on the coast. Battles at sea continued intermittently until 1835. In 1853, a treaty was signed with the British, under which the Sheikhs (hereafter referred to as the "Treaty Sheikhs") agreed to a permanent maritime truce. This was under the auspices of the United Kingdom, and any disputes between the Sheikhs were settled under British law. (Baca)

Saat itu juga Ottoman atau Khilafah Utsmaniyah merupakan negara transnasional yang multikultural.

Bahkan kebijakan negara yang menganggap sama semua rakyatnya membuat kelompok non-Islam seperti dianaktirikan dan diistimewakan.


Misalnyan, kelompok Yunani dijaga statusnya sebagai pedagang, Armenia sebagai warga elite sehingga membuat rakyat jelata Ottoman sebagai pribumi yang terpinggirkan termasuk warga Jazirah Arab, termasuk UAE sekarang.

Revolusi Arab yang terjadi melawan Ottoman terjadi karena kesenjangan sosial tersebut. Ottoman dinilai terlaku mengistimewakan pembangunan di Eropa yang menjadi wilayahnya dan menganakemaskan non Muslim di wilayah Arab kecuali Mekkah, Medinah dan Jerusalem (Baitul Maqdis/Al Quds).


Meski revolusi merupakan rentetan revolusi di Yunani, Balkan, Afrika dan lain sebagainya yang menjadi wilayah Ottoman, namun itu sangat berpengaruh dalam menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Ottoman.

Namun, kini saat UAE sudah menjadi negara yang maju, apa yang dilakukan oleh Ottoman dulu juga dilakukan oleh Abu Dhabi; membentuk masyarakat yang multikultural.







Majalah Kreasi Santri merupakan majalah internal Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, Sumatera Utara. Majalah ini didirikan oleh Julkifli Marbun, guru pengabdian tahun 1995-1996 beserta anak didiknya. Kini terus dikembangkan secara online.

0 comments:

Post a Comment

KREASI SANTRI
+6281284179400
Penang, Malaysia

SEND US A MESSAGE